Saya merasa lelah dengan semua ini yang menjadikan ku sama dengan orang lain. Aku lupa dengan latar belakang dimana aku berdiri, aku lupa dengan berbagai hal yang membuatku terlena hingga gara-gara itu semua aku kehilangan jati diriku. Dimana aku harus menemukan ketenangan batin serta bagaimana aku harus mengawalinya. Hatiku gelap, cahaya yang menyinari wajah terasa pudar, berpikir tanpa rasa dan itu semua hadir dengan cover kebodohan yang menutupi ku. Apakah jalan ku memang seperti ini atau di balik ini tuhan menyembunyikan rahasia nya untuk suatu saat nanti aku merasa bagaimana rasa saling menghargai dan menyayangi. Aku seperti di saat malam yang gelap gulita tanpa lampu dan obor, tetapi yang kulihat seberkas titik cahaya yang menjadi pujaan di saat malam yang dapat membantu kegudahan hati yaitu bulan.
Mungkin di saat begitu bulan adalah sebuah petunjuk dan dalam kehidupanku siapa yang akan menjadi bulan untuk menuntunku menemui sebuah kebenaran sejati, yang memberiku hikmah sejati, dan yang memberiku apa arti sebuah kehidupan sejati. Sebenarnya ku tak mau mengeluh tapi ada saatnya aku seperti ini, aku berpeluh dan selalu merenung tapi entah kenapa yang kutemui hanya jalan tanpa arah. Jalan yang penuh harap tetapi tanpa ada konsistensinya. Sering kulihat menariknya hidup orang yang sudah menemukan jati dirinya di saat seperti sekarang yang masih sama dalam umur, sepintas ku merasa iri melihatnya di waktu yang singkat bisa menjadi seseorang yang hebat.
Sedih rasanya ku memikirkan hidup yang setiap beberapa saat rasa keluh menghampiri seperti orang yang tanpa harap berputus asa. Seorang guru yang menurutku hebat pernah bilang bahwa kehidupan ini berubah seperti roda yang kadang suatu titik di roda mengalami perpindahan posisi kadang di atas, bawah maupun samping. Mungkin aku harus banyak-banyak belajar kepada teman, sahabat, dan kerabat. Kadang guru-guru ku sudah jarang di saat sekarang memberikan pembelajaran hidup mungkin karena guruku orang yang agung dan aku adalah orang yang rendah. Walapun realitanya seperti itu aku belajar untuk merangkak ke atas dengan perlahan yang kadang sering terjatuh karena menaiki dengan cara merangkak.
Mencoba menjadi idealis yang tercapai sebuah kegagalan yang berujung menjadi pengekor. Ekor yang selalui di bawah kemanapun tanpa melihat tuan nya pergi kemana. Pengekor perubahan zaman yang tidak mengenal tempat lahir dan bagaimana budaya yang ada. Aku bingung dengan semua ini, kejadian nyata yang terdapat dalam diri yang lemah. Ada satu hal yang kutemui dari semua itu yaitu bagaimana menjadi seorang yang sungguh-sungguh, selalu semangat dan bersyukur.
Komentar
Posting Komentar